Selasa, 15 Mei 2012

Makalah Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
                  Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
                  Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.

1.2. Rumusan masalah
                  Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1.      Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2.      Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

1.3. Tujuan Masalah
                 1. Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh Dorothea E. Orem dalam  lingkup pelayanan keperawatan
                 2. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem
                 3. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”
                 4. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup komponen paradigm keperawatan





1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Dorothea Orem
                   Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
2.2. Definisi Keperawatan

                   Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.
                   Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
                   Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri
dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.
2
6.Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality

2.3. Keyakinan dan Nilai-Nilai

                  Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
2.3.1        Individu/Klien
                  Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2.3.2        Sehat
                  Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
2.3.3        Lingkungan
                  Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
2.3.4        Keperawatan
                  Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan
                  Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan
konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

2.4. Konsep Utama

2.4.1. Universal Self-Care Requisites
                  Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi
dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
                   a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
                   b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
                   c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
                   d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
                   e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
                   f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
                   g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
                   h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam      kelompok social sesuai dengan potensinya

3
2.4.2. Developmental self-care requisites
                    Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
                   a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
                   b. Terlibat dalam pengembangan diri
                   c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan
yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)

2.4.3. Health deviation self-care requisites
                   Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
                    Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
                    Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
2.4.4. Therapeutic self-care demand
                  Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang
itampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

                   a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
                   b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
                    Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

                    a.Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
                    b.Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.
4
2.4.5. Self Care Agency
                   Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
2.4.6. Agent
                   Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
2.4.7. Dependent Care Agent
                   Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain
2.4.8. Self Care Deficit
                   Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay
tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan
utamanya perawat.
2.4.9. Nursing Agency
                   Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.
2.4.10. Nursing Design
                  Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
2.4.11. Sistem Keperawatan
                  Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
2.5. Asumsi Dasar
                 Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :

5
2.5.1        Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
2.5.2        Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya
2.5.3        Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional


2.6. Pernyataan-Pernyataan Teoristis
                   Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya
2.6.1. Theory of nursing system
                  Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai berikut :
a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
                  Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)
                  Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-lain
c.Supportif-Educative System
                 Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.
2.6.2. Self Care Defisit
                  Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
6
                   Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

2.6.3. Teori Self Care
                  Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.
a.Nursing Agency (Agen keperawatan)
                  Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.
b. Self care agency (Agen perawatan diri)
                  Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)
                  Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi atau penanganan.
2.7. Aplikasi Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Kelurga Dengan Kasus Diabetes Mellitus
2.7.1        Kasus
                  Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun  menderita penyakit Asthma. Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data  bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care demand pada anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota  keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara  solitude ( kesepian ) dan interaksi social. Hasilnya keluarga ini  tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.
7
Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan karena situasi dependen care dan self care.
2.7.2        Pengkajian
Faktor Personal
                      Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa, Status perkawinan : kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta
2.7.3 Universal Self Care
                      Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5  x 13 m, kamar 2 ruang keadaan rumah cukup rapi  makanan : kurang dapat memberikan intake yang adekuat , ketidakseimbangan antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang berinteraksi dengan lingkungan
2.7.4 Developmental Self Care 
                       Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit kronisTahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang tua terganggu dalam memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi terganggu
2.7.5 Health Deviations
                       Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi
2.7.6 Self Care Deficits
                      Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
2.7.7 Intervensi
                      Tujuannya adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota   keluarga seperti: nutrisi, istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2.7.8 Rencana Tindakan
Tingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan keluarga  melalui:
Ø  Manajemen nutrisi
Ø  Monitoring aktifitas dan istirahat
Ø  Monitoring social interaksi

8
Ø  Manajemen koping keluarga
Ø  Pendidikan kesehatan tentang penyakit asma: pengertian, penyebab/pencetus kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.






















9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan                   
             Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
              Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar manusia akan terap porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency, yaitu kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak bersipat dependen, artinya  kemampuan ini kan terganggu bila keadaan tubuh dei klien terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri dalam memenuhi kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini yang akana menjadi permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada sisi self care agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada kemampuan keluarga  untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
                   Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi dasar)
                  Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.
                  Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga  dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.
                  Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.
3.2 Saran
                  Penerapan teori orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatanharus terus dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teorikeperawatan yang penerapanya sesuai dengan kondisi pasien.
        Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,klinik, puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun jiwa tergantung padaareanya dan sasaran pasiennya.
       Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukanadanya self-care agent yang membantu pasien tidak mampu sehinggakebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam kondisisakit
                   Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami model dan konsep dari Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem.

10
                Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.
                  Demikianlah penjelasan tentang  Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem, bila kiranya ada salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat bgi kita semua.





















11
Daftar Pustaka

  1. http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/teori-konseptual-keperawatan-dorothea-ea-RS-PKU-Muhammadiyah-solo.html
  2. http://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa-Keperawatan-Universitas-Borneo-Tarakan
  3. A.Aziz Alimul Hidayat (2004), Pengantar konsep dasar keperawatan salemba medika, jakarta
  4.  

1 komentar: